Mengenali penyakit wanita, pria perlu tahu juga: endometriosis, myom, dan kista.

Sebagai seorang suami, ayah ataupun calon suami, pria seharusnya lebih mengenal pasangannya baik luar maupun dalam, begitupun dengan penyakit yang sudah akrab dengan kaum hawa maka tidak ada salahnya kaum priapun tahu tentang hal ini,. Tulisan kali ini akan membahas tentang penyakit endometriosis, kista ovarium, dan myoma.

Apa bedanya endometriosis, myoma dan kista?
1

Endometriosis adalah suatu kondisi dimana jaringan yang mirip dengan lapisan dinding rahim (yang mestinya hanya berada di dalam rahim) ditemukan atau tumbuh di tempat lain dalam tubuh. Endometrium sendiri merupakan lapisan yang melapisi rongga rahim dan dikeluarkan secara siklik saat mens sebagai darah haid.

Lesi endometriosis dapat ditemukan di manapun di rongga panggul, seperti pada ovarium, saluran tuba, dinding panggul (peritoneum), ligamen uterosakral, atau sekat antara vagina dan rektum, dll. Bahkan bisa juga dijumpai pada luka bekas operasi Caesar, bekas luka laparoskopi / laparotomi, di kandung kemih, usus buntu, dan usus besar. Bahkan pada kasus yang lebih jarang, endometriosis dapat ditemukan di dalam vagina, kulit, tulang belakang, paru, bahkan otak.
2 Sedangkan myoma, tepatnya myoma uteri atau disebut juga uterine fibroid, adalah tumor jinak dari miometrium (otot rahim). Berdasarkan letaknya, mioma uteri bisa dibagi menjadi 3, yakni mioma intramural (di dalam otot rahim), subserosa (dibawah lapisan serous, menonjol ke arah rongga perut), serta submukosa (menonjol ke arah rongga rahim). Mioma bervariasi dalam ukuran dan jumlahnya, kebanyakan tumbuh lambat dan biasanya tidak menimbulkan gejala. Mioma yang tidak menyebabkan gejala tidak perlu diobati. Hanya sekitar 25% dari mioma yang akan menimbulkan gejala dan perlu perawatan medis.

Mioma mungkin tumbuh sebagai nodul tunggal atau dalam kelompok dan terdapat dalam berbagai ukuran, dari 1 mm sampai lebih dari 20 cm. Mioma adalah tumor yang paling sering didiagnosis pada panggul wanita dan merupakan penyebab tersering wanita menjalani histerektomi. Meskipun mereka sering disebut sebagai tumor, mereka tidak ganas dan bukan kanker.
3 Sementara, kista ovarii adalah berbentuk suatu kantung berisi cairan, yang bisa kental seperti gel (mucus/lendir), atau bisa juga cair (serous). Kista ini diproduksi oleh kelenjar-kelenjar yang ada di ovarium, yang tak bisa dikeluarkan. Jenis kista yang paling sering dijumpai adalah kista follicular. Pada wanita terdapat ovarium seukuran kenari yang terletak pada setiap sisi uterus. Satu ovarium menghasilkan satu sel telur setiap bulan, dan prosesnya mengawali siklus bulanan menstruasi wanita. Telur itu terdapat dalam kantung yang disebut folikel. Telur tumbuh terus di dalam ovarium, dan pada gilirannya, lapisan rahim mulai menebal dan mempersiapkan untuk implantasi telur yang dibuahi sehingga terjadi kehamilan. Siklus ini terjadi setiap bulan dan biasanya berakhir ketika telur tidak dibuahi, dan jadilah menstruasi.
Dalam gambar USG, kista ovarium menyerupai gelembung. Kista hanya berisi cairan dan dikelilingi oleh dinding yang sangat tipis. Kista jenis ini juga disebut kista fungsional. Kista terbentuk jika folikel gagal melepaskan telur, dan cairan tetap ada di dalam. Ini biasanya terjadi di salah satu ovarium. Kista kecil bisa dijumpai dalam ovarium normal ketika folikel sedang terbentuk. Sebagian besar kista ovarium dianggap fungsional (atau fisiologis). Ini berarti mereka terjadi secara normal dan bukan merupakan bagian dari proses penyakit. Sebagian besar kista ovarium bersifat jinak, yang berarti mereka bukan kanker, dan kebanyakan hilang dengan sendirinya dalam hitungan minggu tanpa pengobatan. Namun, sebagian kista memang ada yang dapat menimbulkan masalah, mulai dari nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti: terlilitnya batang ovarium, gangguan kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium. Jika kistanya berkembang dari endometrium disebut kista endometrium, atau kista coklat.

Apa gejala endometriosis, kista dan myoma?
Gejala penyakit-penyakit wanita ini hampir mirip satu sama lain, yang paling umum adalah nyeri panggul dan perut bawah. Rasa sakitnya sering berkorelasi dengan siklus menstruasi, namun seorang wanita dengan endometriosis juga mungkin mengalami rasa sakit pada waktu lain selama siklus bulanannya. Pada sebagian wanita, walaupun tidak semua orang, rasa sakitnya bisa cukup berat, sehingga membuatnya tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
Nyerinya bisa dirasakan sebelum, selama, atau setelah menstruasi; selama ovulasi, ketika buang air kecil, selama atau setelah hubungan seksual, dan di daerah punggung bawah. Selain itu mungkin juga ada gejala lain seperti : diare atau sembelit (khususnya sehubungan dengan menstruasi), perut kembung (khususnya sehubungan dengan menstruasi), perdarahan berat dan tidak teratur, serta kelelahan.

Gejala yang terkenal lainnya yang berhubungan dengan endometriosis adalah infertilitas. Diperkirakan 30-40% perempuan dengan endometriosis mengalami kekurang-suburan. Untuk memastikan adanya gangguan-gangguan ini diperlukan pemeriksaan USG atau laparoskopi.
Apa penyebabnya?

Penyebab pastinya tidak diketahui, diduga terkait dengan faktor genetik. Tapi semuanya terkait dengan hormon estrogen, di mana mereka terjadi pada usia reproduktif wanita dan terutama pada saat-saat kadar estrogen meningkat, seperti saat ovulasi, atau saat kehamilan. Myoma dapat turut membesar pada saat hamil, dan mengecil kembali saat melahirkan.

Bagaimana terapinya?

Sebenarnya bisa dikatakan bahwa penyakit-penyakit ini tidak ada obatnya secara khusus. Dalam keadaan tertentu, disarankan dilakukan pembedahan/operasi, misalnya pengambilan rahim (histerektomi), pengambilan kista atau myoma. Namun jika pasien masih menginginkan memiliki keturunan, umumnya dilakukan dulu upaya-upaya lain seperti pengobatan dengan hormon. Karena diketahui bahwa penyakit2 ini terkait dengan peningkatan kadar estrogen, maka pengobatannya adalah bertujuan menekan produksi estrogen dalam tubuh.

Ada beberapa obat yang dapat mengatur level estrogen, yang terkait dengan penyakit2 ini, misalnya : Pil kontrasepsi oral, hormonProgestin/progesteron, GnRH-analog, dan Danazol. Sedangkan untuk nyerinya digunakan obat-obat analgesik. Pada tulisan kali ini hanya akan dikupas 4 macam obat terapi hormonal

1. Pil kontrasepsi atau pil KB

Pil KB terdapat dalam beberapa jenis, bisa merupakan kombinasi atau berisi zat tunggal. Umumnya berisi estrogen sintetik dosis rendah dengan progestagen (progesteron). Obat ini relatif murah dan cukup aman dipakai oleh wanita. Namun seperti semua terapi hormon lainnya, pil KB tidaklah menyembuhkan endometriosis. Ia hanya turut meredakan rasa sakit endometriosis dengan cara menekan menstruasi dan menghambat pertumbuhan endometrium. Karena setiap orang merespon secara berbeda terhadap dosis yang berbeda dari hormon, kadang perlu dilakukan “coba-coba” dengan beberapa jenis pil KB sampai diperoleh jenis yang terbaik efeknya.

Pil KB bisa digunakan dengan cara seperti untuk mencegah kehamilan (dipakai 3 minggu lalu isirahat 1 minggu, dan diteruskan lagi seperti itu), atau diminum setiap hari sampai sekitar 3-4 bulan, diikuti istirahat 1 mnggu. Hal ini tergantung dari gejala dan petunjuk dokter. Secara teoritis, minum pil terus menerus untuk 3-4 bulan akan lebih efektif menekan endometriosis daripada jika dipakai dengan cara seperti pada pencegahan kehamilan. Tapi tentunya dengan penggunaan pil KB, kemungkinan untuk hamil menjadi kecil. Jika ingin hamil, obat-obat ini perlu dihentikan.

Pil KB bisa menyebabkan beberapa efek samping, seperti perdarahan vagina yang tidak teratur, retensi cairan, perut kembung, peningkatan berat badan, nafsu makan meningkat, mual, sakit kepala, nyeri payudara dan depresi. Mual dan nyeri payudara biasanya menetap setelah 1-2 bulan pengobatan. Efek samping yang tersisa biasanya hilang dalam beberapa minggu setelah Anda berhenti minum pil, dan Anda biasanya akan mulai berovulasi dan mengalami menstruasi lagi dalam waktu 4-6 minggu setelah minum tablet terakhir.

Pil KB juga bisa digunakan untuk mengatasi kista, dengan cara mengatur siklus menstruasi, mencegah pembentukan folikel yang dapat membentuk kista, dan mungkin mengurangi ukuran kista yang sudah ada. Pada myoma, pil KB tidak mengurangi ukurannya, tetapi membantu mengurangi perdarahan yang berlebih pada menstruasi.

2. Progesteron/progestogen

Progestin adalah kelompok obat yang berperilaku seperti hormon progesteron wanita. Mereka telah digunakan sejak pertengahan 1950-an untuk mengobati gejala endometriosis. Progestin tersedia dalam beberapa bentuk yang berbeda, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Progestin secara luas dianggap sebagai pengobatan yang efektif untuk gejala endometriosis meskipun tidak semua diindikasikan untuk pengobatan penyakit ini. Namun, seperti semua obat yang digunakan untuk endometriosis, mereka mungkin memiliki efek samping, yang mungkin tidak bisa ditoleransi pada bbrp pasien. Efek samping ini bervariasi antara berbagai jenis progestin, membuat beberapa lebih cocok untuk terapi jangka panjang daripada yang lain. Ini berarti bahwa jika satu jenis progestin tidak cocok, bisa digunakan jenis yang lain.

Obat ini bekerja meringankan endometriosis dengan cara menekan pertumbuhan endometriosis. Pada dosis biasanya digunakan untuk endometriosis, kebanyakan wanita akan berhenti ovulasi dan menstruasi selama pengobatan. Dalam 3-6 bulan pertama, banyak wanita akan mengalami spotting, tetapi beberapa mungkin mengalami perdarahan berat atau berkepanjangan. Kemudian, kebanyakan wanita akan mengalami menstruasi yang lebih ringan dari sebelumnya, dan beberapa tidak mengalami.

Kebanyakan wanita mengalami ovulasi dan menstruasi lagi dalam waktu 4-6 minggu setelah menghentikan pengobatan. Pada penggunaan depot medroksiprogesteron asetat, wanita tidak akan mulai berovulasi dan mengalami menstruasi lagi sampai obat telah sepenuhnya hilang dari tubuh mereka. Pada penggunaan suntikan aksi panjang, wanita mungkin akan mengalami penundaan menstruasi yang panjang, dan ada yang mungkin tidak menstruasi selama lebih dari satu tahun setelah suntikan terakhir mereka. Jadi mereka yang masih ingin hamil, tidak dianjurkan menggunakan obat ini.
Efek samping progesterone umumnya tidak serius secara medis, dan sangat tergantung pada jenis obat, dosis, dan respon pengobatan individu. ESO itu antara lain adalah : jerawat, kembung, perdarahan, ketidaknyamanan payudara, depresi, pusing, retensi cairan, sakit kepala, perdarahan tidak teratur, kelesuan, kemurungan, mual, perdarahan berkepanjangan, bercak, muntah, dan kenaikan berat badan.

3. Agonis GnRH (Gonadotropin releasing hormone)

Agonis GnRH adalah kelompok obat yang telah digunakan untuk mengobati endometriosis selama lebih dari 20 tahun. Obat ini adalah modifikasi dari hormon alami gonadotropin releasing hormone. Gonadotropin releasing hormone adalah hormon yang memicu sekresi follicle-stimulating hormone (FSH), and luteinizing hormone (LH), yang membantu mengontrol siklus menstruasi. Semua agonis GnRH sangat mirip secara kimia, tetapi mereka terdapat dalam berbagai bentuk, bisa berupa injeksi 3 bulanan, injeksi perbulan, dan injeksi harian.
Pada pemberian agonis Gn-RH secara kontinyu, maka agonis Gn-RH tersebut akan menduduki reseptor di hipofisis anterior, dan mengurangi sensitifitas hipofisis terhadap rangsangan agonis Gn-RH , sehingga terjadi penurunan sekresi LH dan FSH. Akibatnya produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium pun akan berkurang (receptor down-regulation). Wanita yang mendapat terapi agonis GnRH tidak memproduksi estrogen karena kedua ovarium tidak mendapatkan rangsang gonadotropin yang adekuat; akibatnya kadar FSH dan LH sangat rendah. Aksi agonis GnRH pada terapi endometriosis adalah dengan menekan kadar estrogen dan menyebabkan amenore, sehingga mencegah pertumbuhan endometriosis.

Pada awal pemberian terjadi stimulasi reseptor dan dengan sendirinya terjadi pengeluaran LH dan FSH dalam jumlah besar, sehingga terjadi pemicuan sintesis estrogen dan progesteron di ovarium (flare up). Ikatan reseptor agonis Gn-RH ini sangat kuat (slow reversibility), sehingga meskipun pemberiannya telah dihentikan namun efeknya terhadap tubuh manusia masih ada berbulan-bulan. Karena cara kerjanya yang menimbulkan flare up, dan mengurangi sensitivitas hipofisis anterior, maka analog Gn-RH jenis ini disebut pula sebagai agonis Gn-RH.
GnRH agonist dapat diberikan intramuskuler, subkutaneous atau intranasal tergantung jenis obat yang dipakai. Terapi diberikan berupa suntikan tiga bulanan, satu bulanan dan harian atau semprotan intranasal. Semua agonis GnRH bekerja dengan cara yang persis sama. Bila digunakan terus menerus untuk jangka waktu lebih dari 2 minggu, mereka menghentikan produksi estrogen dengan serangkaian mekanisme. Kebanyakan wanita akan terhenti perdarahannya dalam waktu 2 bulan setelah mulai pengobatan. Namun, beberapa diantara meraka akan mengalami 3-5 hari pendarahan vagina atau spotting sekitar 10-14 hari setelah pengobatan awal. Lama pengobatannya adalah sekitar 3-6 bulan. Beberapa contoh nama obat golongan agonis GnrH adalah buserelin, nafarelin, tripoterelin, leuprorelin, dan goserelin.

Kembalinya ovulasi dan menstruasi sangat bervariasi. Kebanyakan wanita akan mengalami menstruasi dalam waktu 4-6 minggu setelah semprotan terakhir buserelin atau nafarelin, atau dalam 6-10 minggu setelah suntikan terakhir goserelin, Leuprorelin atau triptorelin.

4. Danazol (Danocrine)

Danazol telah digunakan untuk mengobati endometriosis sejak 1970-an dan merupakan obat yang paling umum digunakan pada awal tahun 1980, namun penggunaannya menurun tajam setelah pengenalan agonis GnRH di akhir 1980-an dan 1990-an. Danazol adalah androgen sintetik. Androgen adalah hormon yang diproduksi oleh testis pria. Mereka bertanggung jawab untuk fungsi sistem reproduksi pria dan perkembangan karakteristik pria, seperti rambut wajah dan suara pria. Ovarium juga menghasilkan sejumlah kecil androgen.

Danazol adalah pengobatan yang efektif untuk endometriosis, dan memiliki efektivitas yang sama dengan terapi hormon lainnya. Namun, memiliki banyak efek samping androgenik (mirip pria), termasuk berat badan, rambut tubuh meningkat dan jerawat. Adanya efek samping yang tidak menyenangkan dan kecenderungan untuk mempengaruhi kolestrol darah menyebabkannya tidak menjadi pilihan pertama pengobatan untuk endometriosis.

Seperti semua terapi hormon lain, danazol tidak menyembuhkan endometriosis secara permanen, namun ia menekan pertumbuhan dan pengembangan sementara, sehingga penyakit bisa kambuh setelah pengobatan.

Danazol memiliki banyak efek pada tubuh. Gabungan efek-efek Danazol menghasilkan kadar androgen yang tinggi dan estrogen yang rendah dalam tubuh, sehingga menekan pertumbuhan endometriosis. Kebanyakan wanita akan berhenti menstruasi dan berovulasi dengan bulan kedua pengobatan, meskipun ini mungkin tergantung pada dosis yang digunakan. Gejala-gejala endometriosis biasanya mulai berkurang pada akhir bulan kedua. Kebanyakan wanita akan mulai ovulasi lagi dan menstruasi dalam waktu 4-6 minggu setelah pengobatan dihentikan.

Bagaimana dengan terapi herbal?

Terus terang aku sering bingung kalau ditanya tentang terapi herbalnya, karena sejauh yang kutahu belum ada yang diteliti secara klinis pada manusia, dan baru berdasarkan pengalaman empirik, yang mana satu dengan yang lain bisa bervariasi. Salah satu yang pernah ditanyakan adalah apakah ekstrak daun sirsak yang lagi booming saat ini bisa untuk mengatasi myom? Aku kira ini pertanyaan logis, karena penyakit2 tadi seringkali dikonotasikan sebagai penyakit kanker, sehingga obat-obat yg dipromosikan sebagai antikanker diduga bisa menjadi obat-obat endometriosis, kista, atau myom. Maaf, aku belum bisa menjawab dengan pasti, tetapi begini kawan….. prinsipnya gangguan penyakit tadi adalah disebabkan karena level estrogen yang tinggi, sehingga obat apapun, baik dari herbal atau sintetik, perlu memiliki efek anti-estrogenik untuk bisa mengatasi/mengurangi penyakit2 tersebut. Jadi, herbal-herbal yang memiliki efek anti-estrogenik mungkin bisa digunakan, sebaliknya perlu berhati-hati mengkonsumsi obat-obat yang memiliki kandungan fitoestrogenik karena mungkin bisa memicu kekambuhannya.

Demikian kawan, sekilas tentang penyakit-penyakit wanita. Semoga bermanfaat yaaa…..

Sumber bacaan:

http://endometriosis.org/

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000914.htm

http://www.emedicinehealth.com/ovarian_cysts/article_em.htm

Penyalahgunaan Trihex : Tindakan kreatif atau bodoh?

1Trihex atau nama lengkapnya Triheksifenidil (trihexyphenidyl) atau sering disingkat lagi dengan nama THP, adalah obat untuk mengatasi gejala Parkinson, dan juga digunakan untuk mengurangi efek samping obat antipsikotik pada pasien gangguan jiwa/skizoprenia. Wah, kok kreatif banget to…. sampai-sampai obat untuk or-gil juga disalahgunakan…

Untuk lebih paham obat ini, ayo kita kenali tentang obat ini dan penggunaannya yang benar.. Kita bahas dulu penyakit2 di mana obat ini dipakai…

Penyakit Parkinson’s

Penyakit Parkinson’s adalah penyakit degenerasi syaraf atau penurunan fungsi syaraf yang bersifat progresif (berkembang terus) yang umumnya terjadi pada usia lanjut, di atas 50 tahun. Gangguannya terjadi pada sistem saraf dopaminergik, yang berperan dalam fungsi gerakan, jadi penyakit ini ditandai dengan gangguan gerakan, misalnya tremor/gemetar, gerakan melambat dan kaku, dan seringkali terjadi ketidakstabilan postur. Pasien mengalami kekurangan neurotransmiter dopamin dalam sistem syarafnya. Gejala Parkinson akan muncul ketika sudah terjadi kematian 50-80% saraf dopaminergik. Baca lebih lanjut

Waspadai obat penggemuk badan: mau gemuk malah remuk… !

gmSemua orang tentu ingin punya bentuk tubuh yang ideal. Di samping lebih sehat, tentu akan lebih percaya diri. Yang merasa terlalu gemuk kepengin kurus, dan yang merasa terlalu kurus ingin gemuk. Kadang orang mau melakukan apa saja demi mencapai impiannya mendapatkan tubuh ideal, termasuk menggunakan obat-obatan. Eit, tapi tunggu dulu… jangan gegabah mengkonsumsi sembarang obat. Alih-alih mencapai bentuk tubuh ideal, yang terjadi malah badan jadi amburadul karena efek samping obat.

Banyak orang sering mengajukan pertanyaan mengenai obat gemuk yang baik. Apa saja sebenarnya obat yang bisa untuk membuat gemuk? Seberapa aman obat pembuat gemuk? Tulisan ini akan mengulas tentang obat-obat penggemuk badan.
Baca lebih lanjut

Makanan Yang Dapat Menghindari Kerontokan Rambut

a
Rambut adalah mahkota bagi wanita yang menunjukan kecantikan seorang wanita. Kebotakan adalah momok tersendiri yang lumayan menakutkan. Rambut adalah mahkota yang turut andil meningkatkan percaya diri dan performa kita. Lalu apa jadinya bila kebotakan mulai menghampiri Anda? Jangan panik, berikut paparan para ahli bagaimana tips kecantikan menyiasati dan mengurangi kebotakan melalui makanan yang kita konsumsi sehari-hari.

Secara sederhana, selain faktor makanan dan umur, kebotakan sering juga disebabkan oleh masalah psikologis seperti depresi, rasa rendah diri yang berlebihan, stress dan hal semisal dengannya. Oleh sabab itu, ketenangah batin dan jiwa dalam menghadapi setiap persoalan, adalah kunci penting dalam menghindari “hijrahnya” rambut dari kepala kita. Namun demikian, selain ketenangan jiwa, kebotakan juga bisa dihindari lewat makanan yang kita konsumsi agar zat yang dibutuhkan rambut cukup terpenuhi. Apa saja jenis makanan pencegah kerontokan itu? Berikut paparannya.

1. Seafood.
Tidak dikira, di dalam setiap hidangan laut (seafood) seperti kepiting, udang, tiram dan lain sebagainya mengandung kadar seng yang cukup tinggi. Seng ini sangat membantu dalam membuat rambut kokoh dan subur di kulit kepala yang bekerja dengan cara mereproduksi sel kulit kepala dengan cepat dan menyeimbangkan hormon yang ada disana. Itulah sebabnya sangat jarang para nelayan atau orang yang tinggal di tepi laut yang mengalami kebotakan.

2. Kentang.
Kentang mungkin tidak asing lagi bagi kita. Kentang banyak terdapat pada menu pendamping jungfood atau fastfood yang ada di sekitar kita. Namun demikian, kentang yang ada di fastfood sebaiknya bukan jadi pilihan karena kadar garam yang terdapat di dalam menu ini terlalu banyak. Sebaiknya Anda mengolah kentang ini sendiri di rumah. Anda bisa menyuruh istri Anda membelinya di pasar dan menggorengnya sendiri. Ini lebih menyehatkan daripada beli siap saji pada makanan cepat saji.

3. Taoge dan Ketimun dan Kacang-kacangan.
Taoge dan ketimun banyak mengandung zat silika atau silikat yang tentunya sangat baik bagi tubuh, terutama rambut. Silika membantu vitamin dan mineral terserap dengan cepat pada tubuh. Dan juga kacang-kacangan yang memiliki kadar protein lebih tinggi yang tentunya berguna dalam menyehatkan rambut. Silahkan Anda memperbanyak mengkonsumsi jenis sayuran ini.

4. Ikan dan Telur
Bila protein nabati didapat dari kacang-kacangan, maka protein hewani bisa kita ambil pada ikan dan telur. Protein dapat menjaga kesehatan rambut agar lebih kuat dan sehat.

5. Daun Singkong dan Kismis.
Zat besi adalah jenis zat yang cukup andil dalam menjaga kesehatan rambut dan menyuburkannya. Zat besi ini banyak terdapat dalam kismis dan daun singkong. Zat ini berperan dalam pembentukan hemoglobin, bagian dari darah yang mendistribusi oksigen ke organ-organ tubuh. Lancaranya aliran oksigen dalam darah akan merangsang pertumbuhan rambut dan meningkatkan kesuburannya.

Selain itu kita harus menghindari makanan yang banyak mengandung lemak tinggi. Karena makan berlemak dapat meningkatkan kadar testosteron yang dapat mengakibatkan kerontokan rambut. Dengan memiliki rambut yang indah terawat tentu dapat meningkatkan kecantikan dan rasa percaya diri.

Kapan Kosmetik Anda Kadaluarsa???

kos
Sama seperti makanan, kosmetik yang sering Anda gunakan untuk mempercantik wajah juga mempunyai masa kadaluwarsa. Anda harus waspada dengan hal yang terlihat sepele ini. Karena penggunaan kosmetik atau make-up yang sudah kadaluwarsa akan memberi efek buruk bagi kecantikan Anda. Produk kosmetik atau make-up terkadang ada yang tidak mencantumkan masa kadaluwarsanya. Karenanya, Anda harus bisa menentukan sendiri kapan kosmetik ini harus dibuang. Agar tidak salah dalam menentukan tanggal kadaluwarsa kosmetik, berikut ini waktu kadaluwarsa produk kosmetik seperti dikutip dari TypedF.

1. Jenis powder (bedak dan eye shadow): dua tahun.
2. Cream shadows: 12 sampai 18 bulan.
3. Foundation: satu tahun
4. Lipstick dan eyeliner: tiga bulan
5. Maskara dan eyeliner: tiga bulan
6. Make up brush: Cuci seminggu sekali dengan sabun cuci.
7. Spons make up: Ganti setiap minggu atau ganti ketika spons sudah kotor.

Selain mengetahui batas pemakaian produk kosmetik, Anda juga harus tahu cara menyimpan dan merawatnya. Agar tidak salah, berikut ada cara merawat dan menyimpan kosmetik yang benar agar tetap awet.

1. Selalu pastikan produk kosmetik tertutup rapat dan disimpan jauh dari sinar matahari karena dapat merusak bahan pengawet yang terkandung di dalamnya.
2. Cium kosmetik Anda. Jika mengeluarkan bau yang tidak biasa, sebaiknya dibuang saja karena mungkin kosmetik ini sudah mengandung bakteri dan bisa berbahaya untuk Anda.
3. Jangan menggunakan produk mata jika Anda sedang infeksi mata. Karena bisa saja kosmetik ini akan menyebar ke mata sehingga infeksi akan semakin parah.
4. Jika ada perubahan dalam warna dan tekstur, segera buang kosmetik itu.
5. Jangan mencoba make-up di kulit Anda secara langsung. Misalnya mengoleskan lipstick ke telapak tangan. Bila kita ingin mencocokkan warna yang pas, cukup oleskan sedikit pada tangan dengan menggunakan kuas.
6. Hindari mencoba make-up tester di toko kosmetik karena mungkin telah digunakan oleh banyak orang dan tentu saja tidak terjamin kebersihannya.
Namun jika Anda ingin mencobanya, gunakan kapas atau spone sekali pakai. Itulah cara aman menggunakan kosmetik dan cara menjaga produk kosmetik agar tetap aman. Lakukanlah hal-hal diatas dengan baik karena ini menyangkut kecantikan dan kesehatan kulit halus yang Anda miliki itu.

ANTIBIOTIK

antibiotikAntibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang dihasilkan oleh mikroorganisme bakteri ataupun jamur. Pada dasarnya tujuan utama penggunaan antibiotik untuk meniadakan infeksi, namun semakin luasnya penggunaan antibiotik sekarang ini justru semakin meluas pula timbulnya infeksi baru akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Baca lebih lanjut

Kapan Waktu Minum Obat Terbaik

Untuk mendapatkan efek obat yang optimal, obat harus diminum pada waktu yang tepat. Tepat bisa terkait dengan sebelum atau sesudah makan, atau terkait dengan waktu pagi, siang, atau malam. Beberapa obat mungkin bisa diminum setiap saat tanpa mempengaruhi efeknya, sedangkan obat lain sebaiknya diminum pada saat-saat tertentu. Mengapa ada obat yang harus diminum sebelum atau sesudah makan? Pada umumnya orang berpendapat bahwa sebaiknya sebelum minum obat harus makan dulu sebagai “alas”. Tapi benarkah demikian ? Tidak, begini penjelasannya.

Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki aneka sifat dan efek. Ketika obat diminum, tentu akan melewati lambung dan masuk ke dalam usus. Sebagian kecil obat diserap di lambung, dan sebagian besar adalah di usus halus yang permukaannya sangat luas. Pada dasarnya obat-obat dapat diserap dengan baik dan cepat jika tidak ada gangguan di lambung maupun usus, misalnya berupa makanan. Obat dapat berinteraksi dengan makanan. Uniknya, ada obat-obat yang penyerapannya terganggu dengan adanya makanan, ada yang justru terbantu dengan adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh dengan ada/tidaknya makanan. Hal ini akan menentukan kapan sebaiknya obat diminum, sebelum atau sesudah makan. Baca lebih lanjut